KOTA SEMARANG - Tidak hanya berlatih untuk jago perang dan menguasai ilmu kewilayahan/teritorial, prajurit Kodim 0733/Kota Semarang juga mengikuti pembekalan keterampilan menjahit dan membatik. Hal ini bertujuan untuk membekali keterampilan praktis yang dapat digunakan untuk membuat atau menjahit pakaian mereka sendiri, memperbaiki pakaian yang rusak, atau bahkan memulai usaha di bidang jasa jahit dan produksi batik.
Sudah satu bulan lebih, sebanyak enam prajurit Kodim Semarang mengikuti pembekalan keterampilan menjahit pakaian wanita dewasa dan pembuatan batik tulis program kerjasama Sper TNI dengan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang Jl. Brigjen Sudiarto No. 118 Palebon Pedurungan Kota Semarang, Jawa Tengah, Jum'at (13/09/2024).
Pada kesempatan ini, Instruktur Ahli Pertama Kejuruan Fashion Teknologi BBPVB Semarang, Febbi Alifianti, S.Pd menyampaikan bahwa pelatihan ini juga dapat memberikan pondasi bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan atau karir dalam industri fashion.
”Kegiatan awal para peserta pelatihan di kelas MPWD diajarkan dasar-dasar dalam proses menjahit, pada awal pelatihan siswa belum pernah mencoba mesih sehingga diajarkan menjahit menggunakan kertas untuk melatih keluwesan kaki dalam menginjak pedal gas mesin, ” tuturnya.
”Kemudian peserta diajarkan membuat macam kampuh (sisa jahitan), membuat kerah, menjahit resleting, menjahit kantong, memasang kancing dan sebagainya sebagai dasar untuk membuat baju. Setelah menyelesaikan dasar-dasarnya, para peserta pelatihan diminta untuk mencoba membuat produk seperti baju piyama, celana piyama, dan rok. Dan setelah lulus membuat produk tersebut, peserta pelatihan disiapkan untuk mengikuti ujian kompetensi dimana kompetensi ujiannya membuat blus, ” imbuhnya.
”Selaku Instruktur kegiatan ini, saya berharap para peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan ini dapat menambah skill, dan bagi para TNI/PNS setelah pensiun dapat membuka usaha dibidang fashion, ” begitu harapannya.
Ditempat yang berbeda, Dzakiyah Rahayu Asih S. Pd selaku Instruktur pelatihan membuat batik juga menambahkan, pelatihan membatik ini adalah pelatihan yang berbasis kopetensi, nama pelatihannya batik tulis. Nantinya dalam kegiatan pelatihan ada 260 JP (Jam Pelatihan). Berbasis kopetensi ini maksudnya nanti diakhir pelatihan akan dilaksanakan uji kopetensi untuk mengukur kopetensi yang dimiliki masing-masing peserta selama mengikuti pelatihan.
”Nantinya peserta pelatihan akan mendapatkan dua jenis sertifikat, yang pertama sertifikat pelatihan membatik dari BBPVP semarang dan juga sertifikat uji kopetensi. Jadi nanti di situ ada kompeten dan belum kopenten, bagi yang sudah kompeten nanti akan menerima sertifikat kompeten dari BBPVP, " ucapnya.
”Dalam pelatihan pembuatan batik kita bekali mulai dari teori seperti penjelasan pengertian mengenai batik, macam-macam peralatan yang akan digunakan, zat warna yang digunakan dalam proses pewarnaan, teknik dan macam-macam membatik seperti ada batik tulis, batik cap dan batik dengan mesin CMC. Setelah mereka mengetagui tentang teori, kemudian praktek mulai dari mendesain, membuat motif batik, dilanjutkan dengan mencanting, proses pewarnaan, proses pelorotan hingga menjadi kain batik yang utuh dan sempurna, ” jelasnya.
”Peserta ini kan terdiri dari 16 personel, yang delapan dari umum dan delapan dari TNI, untuk harapan kami setelah mengikuti pelatihan ini, peserta itu mampu kompeten dibidang membatik dan bisa membuka usaha yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang-orang disekitarnya, ” begitu pungkasnya.